Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke rumah pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate yaitu bapak Hardjo Oetomo (alm), tepatnya di desa pilangbango madiun dan diterima dengan baik oleh salah seorang kerabat beliau yaitu bapak Hartoyo, kemudian kami saling bertukar pikiran tentang organisasi tercinta.
Awalnya tujuan saya berkunjung adalah untuk silaturahmi dengan saudara - saudara PSHT di pilangbango madiun sekaligus juga ingin mengetahui kondisi rumah yang sangat bersejarah. Kenapa saya katakan bersejarah? karena dirumah inilah cikal bakal PSHT dibentuk, membina sekumpulan pemuda madiun sehingga menjadi sesepuh PSHT yang militan dan sekaligus pejuang kemerdekaan.
Rumah ini juga pernah menjadi saksi sebagai tempat pengesahan Warga Tingkat 2 di era Mas Imam Koesoepangat. Sebuah bangunan yang terakhir saya dengar gaungnya pada tahun 1995 akan dijadikan Museum Persaudaraan Setia Hati Terate, dengan harapan nantinya generasi penerus Persaudaraan Setia Hati Terate bisa dengan bangga mengetahui dimana lokasi bersejarah berdirinya organisasi ini.
Akan tetapi setelah mengetahui kondisinya setelah 14 tahun berlalu, saya sangat kaget dan prihatin sekali. Kondisi rumah tidak terawat dan ternyata apa yang dijanjikan Pusat PSHT untuk menjadikannya museum PSHT tidak pernah terlaksana. Memang bangunan ini masih dijaga dan dibersihkan oleh bapak Hartoyo sendiri sehingga bangunan tidak rusak.
Dan sesuai penuturan bapak Hartoyo, bahwa bangunan ini sementara dipinjamkan kepada Desa sebagai tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). "Timbangane rusak mas, suwung, trus kebetulan deso butuhaken sekolahan, akhire kulo ken damel mawon" begitu penuturan beliau, yang dalam bahasa indonesia artinya "daripada rusak tidak ada yang menempati, dan kebetulan desa membutuhkan sekolah maka saya ijinkan menggunakan tempat ini".
Seketika saya merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi, ditambah lagi ternyata selama 14 tahun berlalu tidak pernah ada perhatian dari pusat untuk sekedar melakukan renovasi ataupun pelestarian fisik bangunan. Bangunan itu memang pernah direnovasi akan tetapi sungguh ironis karena yang mendanai renovasi bukan PSHT Pusat melainkan dari yayasan Veteran pejuang kemerdekaan, karena bapak hadjo memang termasuk salah satu pejuang kemerdekaan. Kalau kita cermati cobalah saudaraku semua melihat betapa megah bangunan Padepokan kita tercinta, dan coba bandingkan dengan kondisi bangunan cikal bakal berdirinya PSHT sangat kontras dan memprihatinkan sekali.
Harapan saya kiranya ada sedikit perhatian dari pusat untuk masalah ini dan untuk saudara - saudaraku semua yang memiliki data dokumentasi berupa foto (baik foto bpk Hardjo, murid beliau, ataupun foto keluarga beliau) bisa menghubungi saya atau mengirimkan scan dokumentasi tersebut ke email: aan1922@yahoo.com
Mudah - mudahan pembuatan dokumentasi ini bisa bermanfaat, karena rencananya akan dipasang di kediaman bapak Hardjo Oetomo (alm) sehingga saudara - saudaraku kadhang PSHT semua bisa mengingat dan tidak melupakan jasa beliau sebagai pendiri PSHT sekaligus Pejuang Kemerdekaan. Jangan sampai kita menjadi Kacang Yang Lupa Kulitnya.
Demikian sedikit berita dan salam hangat dari saya, Erich Rachmad Saufi
Rumah cikal bakal PSHT - Bapak Hardjo Oetomo (Alm)
Padepokan PSHT Madiun
Dikutip dari www.shterate.com